MEDIARESMI.COM | Guru Besar Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Syamsul Rijal M.Ag., menyampaikan materi khutbah tentang karakteristik orang bertaqwa.
Menurut Guru Besar UIN Ar-Raniry itu, tujuan puasa sendiri merupakan perintah kepada orang beriman untuk memperoleh derajat ketaqwaan, sebagaimana disampaikan Allah dalam Al-Quran.
Menurut Prof Syamsul Rijal, ketaqwaan itu bukan sesaat tapi terus menerus. Jadi yang dimiliki oleh orang yang bertaqwa dalam bulan Ramadhan harus terus menerus.
Mantan Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry itu menuturkan, perlu ada perbaikan karakter yang dimiliki oleh seseorang, bagaimana memaksimalkan ibadah di bulan ramadhan ini, demi mencapai derajat Taqwa, sebagaimana harapan orang-orang beriman.
Ia pun menyebut beberapa karakteristik orang bertaqwa seperti dijelaskan Allah dalam Al Baqarah ayat 2-4 dan dalam surat Al Imran. Di dalam ayat tersebut, ujar Prof Syamsul Rijal, terdapat 13 karakteristik orang bertaqwa, 5 ciri berhubungan dengan sosial, dan 8 ciri hubungan individual terhadap Allah.
Diantara karakteristik orang bertaqwa dalam Al-Baqarah 2-4: percaya kepada yang ghaib, menegakkan shalat, dan menginfakkan sebagain hartanya di jalan Allah. Dalam ayat lain disebut Beriman kepada Allah, dan beriman kepada hari akhir.
“Jadikan ramadhan sebagai momentum memperbaiki diri, bersegeralah memohon ampunan Allah,” “kata Prof Syamsul Rijal saat menyampaikan materi khutbah Jumat, 29 April 2022 di Masjid Baitul Mukminin Lamteh, Ulee Kareng, Banda Aceh.
Prof Syamsul Rijal juga menyampaikan, salah satu ciri khas paling penting yaitu orang yang mengendalikan amarah. “Kita yang bisa mengendalikan diri selama satu bulan penuh, harus bisa mengendalikan diri setelah Ramadhan,” katanya.
Prof Syamsul Rijal juga menyampaikan pesan dari apa yang diajarkan Rasulullah ketika sedang marah. “Kalau Rasulullah, meminta ketika kita sedang marah dalam keadaan berdiri, disuruh duduk, kalau duduk masih marah maka harus berpindah dari tempat itu. Dan lebih utama lagi berwudhu, sehingga amarah itu redam,” jelasnya.
Dalam kesempatan singkat itu, calon Rektor UIN Ar-Raniry juga meminta kepada orang-orang shalih agar mengikuti contoh baik yang dilakukan oleh orang-orang beriman, seperti mengajak orang lain berbuat kebaikan dan membiasakan diri untuk berinfak menolong syiar agama Allah maupun membantu sesama manusia yang membutuhkan.
Ia pun menceritakan sosok orang yang telah menggugah hati para anak punk, ketika orang itu mengajak mereka ke jalan yang baik, mengajak para anak punk berbelanja pakaian dan menggubah penampilan mereka yang menakutkan.
Kemudian, pria itu mengajak anak punk untuk shalat berjamaah, memeluk dan memberikan kasih sayang kepada mereka layaknya keluarga sendiri. Kisah itu, kata Prof Syamsul Rijal ,merupakan contoh baik yang dapat dilihat dalam sebuah video yang kini sedang viral.
Ia pun menceritakan sosok orang yang telah melakukan perbuatan tercela, mereka jangan ditinggalkan, tapi diajak bersama-sama kembali kepada Allah untuk berbuat baik.
Orang shalih, lanjut Prof Syamsul Rijal, harus berbuat baik kepada sesama manusia, tidak cukup hanya memikirkan diri sendiri, apalagi merasa diri lebih baik sementara pada saat yang sama menganggap orang lain tidak baik.
“Orang shalih menjauhkan diri dari orang yang berbuat dosa itu tidak benar. Mereka harus diajak kepada kebaikan dan kembali kepada fitrah. Jangan tinggalkan pendosa sendiri tanpa ada yang mengajak mereka kembali kepada kebaikan,” imbuhnya.
Di akhir khutbahnya, Guru Besar Filsafat Islam UIN Ar-Raniry itu mengajak semua pihak mempertahankan diri dalam ketaqwaan setiap saat. Pelajaran yang telah dilewati saat Ramadhan, diharapkan menjadikan setiap orang mampu mengendalikan diri setelah Ramadhan.
(*)