MEDIARESMI.COM | Bank Syariah Indonesia (BSI) mendapat kritikan dari Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade terkait tingginya bunga kredit di bank syariah tersebut.
Awalnya, Andre Rosiade menyampaikan apresiasinya terhadap langkah BSI menjadi bank BUMN. Itu menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan ekonomi syariah.
Bank Syariah itu direncanakan juga menjadi bank BUMN secara mandiri kedepannya. Namun, ada pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan saat rencana itu berhasil dicapai.
“Tapi ada PR buat BSI bagaimana bisa menurunkan cost of money (biaya kredit) nya, ini jadi PR. Banyak keluhan dari teman-teman pengusaha yang meminjam di BSI tapi cost of money-nya lebih besar dari bank konvensional,” katanya.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN dan Bank Syariah Indonesia, Selasa 20 September 2022.
Dia menyontohkan hal ini terjadi di Aceh, diakuinya biaya kredit yang didapatkan lebih mahal. Sehingga pengusaha Aceh mengambil kredit di Medan.
Andre meminta BSI bersama Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, hingga OJK untuk merumuskan solusinya, agar biaya kreditnya bisa lebih murah.
“Nah ini PR bagi BSI, bagaimana cari formulasi, formula yang terbaik bagaimana cost of money-nya jangan lebih tinggi dari bank konvensional. Dan ini perlu didiskusikan oleh Kementerian BUMN bersama Kemenkeu dan Gubernur BI mencari solusi terbaik,” jelasnya.
“Sehingga BSI, bank syariah ini bisa bersaing dengan bank konvensional dari segi pemilikan kredit pinjaman perusahaan,” demikian harap Andre, seperti dilansir Aspek.id.
(*)